terkini

Iklan

Tahura Abdul Latief, Rumah Anoa yang Kini Dirancang untuk Masa Depan

Jejak Info
Selasa, 04 November 2025, 19:15 WIB Last Updated 2025-11-04T11:15:24Z

Konsultasi publik RPJP Tahura Abdul Latief tahun 2026-2035 di Rumah Makan Wiring Empang, Selasa (4/11/2025)

JEJAKINFO.COM, SINJAI
-- Pemerintah Kabupaten Sinjai menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dengan menggelar konsultasi publik penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Taman Hutan Raya (Tahura) Abdul Latief Tahun 2026–2035. Kegiatan ini berlangsung di Rumah Makan Wiring Empang dan dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Setdakab Sinjai, Andi Ariany Djalil.


Berbeda dari pendekatan teknokratis, konsultasi ini menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam merumuskan arah kebijakan konservasi. Pemerintah daerah mendorong keterlibatan aktif dari berbagai elemen. Mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, organisasi lingkungan, hingga sektor swasta, untuk memastikan RPJP Tahura mencerminkan kebutuhan dan harapan lokal.


“Dokumen ini bukan hanya milik pemerintah, tapi milik kita semua. Partisipasi publik adalah kunci agar pengelolaan Tahura Abdul Latief benar-benar berkelanjutan dan berdampak nyata,” ujar Andi Ariany.


Tahura Abdul Latief, yang terletak di Desa Batubulerang, Kecamatan Sinjai Borong, memiliki fungsi ekologis penting sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Balantieng dan habitat satwa endemik Sulawesi seperti anoa. Dengan tekanan pembangunan dan ancaman perubahan iklim, kawasan ini membutuhkan perencanaan jangka panjang yang inklusif dan adaptif.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sinjai, H. Sofwan Sabirin, menegaskan bahwa konsultasi publik ini bertujuan membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat. Ia berharap proses ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga hutan sebagai penyangga kehidupan.


“Kami ingin masyarakat merasa memiliki Tahura. Ketika masyarakat terlibat sejak awal, mereka akan menjadi penjaga terbaik bagi kelestarian lingkungan,” kata Sofwan.


Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Balai Besar KSDA Sulsel, Universitas Muhammadiyah Sinjai, KPH Tangka DLHK Provinsi Sulsel, serta tokoh pemuda dan pemerhati lingkungan. Sinjai pun menegaskan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan bukan hanya slogan, tetapi gerakan bersama yang dimulai dari akar rumput. (iad)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tahura Abdul Latief, Rumah Anoa yang Kini Dirancang untuk Masa Depan

Iklan Bawah