Dinkes Sinjai bersama KPAD menggelar sosialisasi dan skrining HIV di Rutan Kelas II B Sinjai, Jumat (12/12/2025)
JEJAKINFO.COM, SINJAI -- Upaya pemenuhan hak kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk warga binaan pemasyarakatan (WBP), kembali ditegaskan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai melalui kegiatan sosialisasi dan skrining HIV di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sinjai. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia 2025 oleh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai.
Sebanyak 190 warga binaan menjadi sasaran dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan deteksi dini terhadap HIV/AIDS di lingkungan tertutup seperti lembaga pemasyarakatan. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam memastikan bahwa tidak ada satu pun kelompok masyarakat yang tertinggal dalam akses layanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua KPAD, membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa layanan kesehatan adalah hak dasar setiap individu, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pembinaan di lapas.
“Pemberian edukasi dan layanan skrining HIV di lapas adalah bentuk nyata dari prinsip keadilan sosial. Kita ingin memastikan bahwa semua warga, tanpa terkecuali, mendapatkan perlindungan kesehatan yang layak,” tegasnya.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, dipimpin oleh Kabid P2P, Ibu Akhirani, SKM., M.Kes. Ia menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam memperluas jangkauan layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti warga binaan.
Sesi edukasi disampaikan oleh dr. Sudirman, Ph.D, Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia Cabang Sinjai. Materi disampaikan secara interaktif dan mudah dipahami, mencakup informasi tentang penularan, pencegahan, serta pentingnya pemeriksaan rutin.
Skrining dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dari Dinas Kesehatan Sinjai. Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran warga binaan terhadap HIV/AIDS, tetapi juga membekali mereka untuk menjadi agen perubahan dan edukator kesehatan saat kembali ke masyarakat. (iad)

