
![]() |
Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan paparkan inovasi Tassikolasi di acara Talkshow Radio Suara Bersatu, Rabu (18/6/2025) |
JEJAKINFO.COM, SINJAI -- Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai menunjukkan langkah progresif dalam upaya menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui kolaborasi teknologi digital dan kekuatan sosial masyarakat. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, Irwan Suaib, dalam talkshow “Dialog Khusus” di Radio Suara Bersatu 95,5 FM.
Melalui program “Tasikolasi” atau “Ayo Sekolah Lagi”, Disdik Sinjai menghadirkan solusi konkret berbasis data dan empati sosial. Inovasi ini hadir tak hanya sebagai tanggapan atas lonjakan data ATS menurut BPS, tetapi juga sebagai manifestasi nyata bahwa setiap anak berhak atas masa depan yang cerah.
“Tasikolasi bukan hanya aplikasi, tetapi gerakan bersama. Kita menggunakan teknologi untuk mendeteksi, lalu memobilisasi jejaring sosial untuk mengembalikan anak-anak ke bangku sekolah,” terang Irwan.
Pendekatan Tasikolasi bertumpu pada tiga pilar utama: pendataan presisi lewat aplikasi, program orang tua angkat oleh guru dan kepala sekolah, serta pendampingan belajar melalui tutor Balibolae bagi ATS yang belum pernah sekolah.
Uniknya, peran non-ASN dalam sistem ini sangat vital. Merekalah yang menjadi jembatan langsung di komunitas, dari mendata hingga mendampingi anak-anak. Sementara itu, para ASN didorong untuk menjadi figur inspiratif dan pendamping yang aktif, membangun hubungan personal dengan ATS dan keluarganya.
Tak hanya menyasar aspek administratif, program ini juga menyentuh ranah psikologis dan sosiokultural. Anak-anak tak hanya “kembali sekolah,” tapi dirangkul kembali ke tengah masyarakat yang peduli dan hadir untuk mereka.
"Tahun 2021 angka ATS tercatat sebesar 8,14 persen dan meningkat menjadi 10,65 persen pada tahun 2022," ungkapnya.
Dengan Tasikolasi, Sinjai menghadirkan wajah baru pendidikan, di mana teknologi menyatu dengan nilai kemanusiaan dan gotong royong. Irwan berharap bahwa semangat kolektif ini dapat terus bergulir dan memberi dampak nyata bagi keberlanjutan pendidikan inklusif di Bumi Panrita Kitta. (iad)