
Kelompok remaja asal Bulukumba diamankan di Mapolres Bulukumba, Minggu (8/6/2025).
JEJAKINFO.COM, BULUKUMBA -- Aksi sigap aparat kepolisian Polres Bulukumba bersama partisipasi aktif masyarakat berhasil menggagalkan rencana tawuran antara dua kelompok pemuda dari Kecamatan Kajang, Bulukumba, dan Kota Makassar pada Senin dini hari, 9 Juni 2025. Keberhasilan ini menunjukkan betapa pentingnya peran bersama dalam mencegah tindakan kekerasan di kalangan remaja.
Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, S.I.K., mengapresiasi laporan cepat dari warga yang memberikan informasi terkait pergerakan kelompok pemuda yang hendak bentrok. "Kesadaran masyarakat dalam melaporkan hal-hal mencurigakan menjadi kunci utama dalam keberhasilan operasi ini. Jika informasi datang terlambat, akibatnya bisa fatal," ujar Kapolres.
Laporan tersebut mengarahkan tim Resmob dan Unit Intelkam Polres Bulukumba ke dua lokasi, yakni sekitar Taman Kota Bulukumba dan halaman Masjid Islamic Center Dato Tiro (ICDT), tempat berkumpulnya dua kelompok remaja.
Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan 13 pemuda serta sejumlah senjata tajam, termasuk badik dan anak busur. Mereka adalah IM (19), RR (19), AI (17), AL (17), DAM (17), NM (17), dan MI (24), merupakan kelompok dari Kajang, Bulukumba. Lalu, MS (20), AS (22), SG (25), SY (22), ZA (22), dan MA (26), kelompok dari Makassar.
Kasat Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Muhammad Ali mengatakan, tawuran ini berawal dari perselisihan dalam permainan daring Mobile Legends.
"Fenomena ini menunjukkan bagaimana konflik digital dapat bereskalasi ke dunia nyata. Oleh karena itu, literasi digital dan pengawasan orang tua menjadi sangat penting," ujarnya.
Kapolres Bulukumba juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam mendidik dan mengawasi generasi muda. "Kami mengajak orang tua, guru, dan tokoh masyarakat untuk lebih peka terhadap perilaku anak-anak dan memberikan edukasi tentang dampak negatif pergaulan bebas di dunia maya," tambahnya.
Ke depan, Polres Bulukumba akan memperkuat program edukasi bagi para remaja, bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan komunitas masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya komunikasi yang sehat serta penyelesaian konflik tanpa kekerasan. (iad)