
Porf. Dr. Ilyas Lampe
JEJAKINFO.COM, PALU -- Universitas Tadulako baru saja menggelar pengukuhan enam Guru Besar pada Rabu, 21 Mei 2025, di Aula Fakultas Kedokteran. Salah satu tokoh yang mendapat gelar kehormatan tersebut adalah Prof. Dr. Ilyas Lampe, S.Sos, M.I.Kom, seorang akademisi yang berasal dari Desa Kaloling, Kabupaten Sinjai.
Prof. Ilyas, yang lahir di Saukang pada 10 November 1976, berhasil meraih jabatan Guru Besar di bidang Ilmu Komunikasi. Dalam orasi ilmiahnya, ia membahas "Corporate Social Responsibility di Sektor Industri Nikel: Harapan Kesejahteraan dan Keterpinggiran Masyarakat Lokal," sebuah kajian mendalam mengenai dampak industri terhadap masyarakat.
Perjalanan akademiknya bukanlah sesuatu yang mudah. Ia adalah anak pertama dari sembilan bersaudara pasangan Petta Lampe (alm) dan Siti Nurbaya. Kehidupan yang penuh keterbatasan menjadi motivasi bagi Ilyas untuk berjuang dan menjadi teladan bagi saudara-saudaranya. Berkat kegigihannya, tujuh dari delapan adiknya berhasil meraih gelar sarjana.
Pendidikan dasar ditempuhnya di SDN 107 Kaloling Sinjai, lalu SMPN Tondong dan SMAN Tondong Sinjai. Sempat bekerja serabutan, ia akhirnya diterima melalui UMPTN di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unhas, yang berhasil diselesaikan tahun 2001. Semasa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sinjai, Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Unhas, dan HMI Komisariat FISIP Unhas.
Karier akademiknya berkembang pesat. Setelah sempat bekerja di Harian Fajar Makassar dan PT. Semen Bosowa Maros, ia akhirnya bergabung sebagai dosen tetap PNS di Universitas Tadulako pada tahun 2006. Gelar Magister diraihnya dari Universitas Padjadjaran tahun 2010, diikuti dengan gelar Doktor dari universitas yang sama pada tahun 2017 dengan predikat Cum Laude.
“Saya lahir dari keluarga yang penuh keterbatasan, andaikan 'warang parangpa nassikola tauwe', pasti tidak sekolah'ma. Sebagai anak kampung yang miskin, cita-citaku tidak muluk-muluk yang penting bisa dapat pekerjaan untuk membantu orang tua. Tapi waktu SMP-SMA memang sering saya tulis namaku di buku catatan dengan gelar Profesor, mungkin Allah SWT mengabulkan cita-cita itu,” Ucapnya.
Kini, Prof. Ilyas aktif mengajar di program S1, S2 Ilmu Komunikasi, serta S3 Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Tadulako. Ia juga pernah menjabat sebagai Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi dan Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum FISIP Untad. Selain itu, ia merupakan anggota Senat Akademik Universitas Tadulako serta pengurus di ASPIKOM sebagai Kepala Departemen Pengembangan Wilayah.
Di balik kesuksesannya, Prof. Ilyas adalah sosok keluarga yang inspiratif. Ia menikah dengan Tuty Amaliah, ST, M.Eng, yang juga seorang dosen Teknik Sipil di Universitas Tadulako.
Bersama, mereka dikaruniai tiga anak yang tengah menempuh pendidikan di sekolah unggulan. Queensha Fakhira di SMP AL-Azhar, Palu, Corana Gadiza di SMP Al-Azhar Palu dan Arung Farzan Maraja di SDIT Smart School Makassar. (*)