JEJAKINFO.COM, SINJAI -- Puskesmas Samaenre, Kecamatan Sinjai Selatan, tengah mengubah paradigma penanggulangan tuberkulosis (TBC) dengan meluncurkan inovasi internal bertajuk SaTgas DupoT (Satu Petugas Dua Pot). Program ini bukan sekadar strategi medis, melainkan gerakan perubahan budaya kerja yang dimulai dari para petugas kesehatan itu sendiri.
Setiap bulan, seluruh petugas Puskesmas diwajibkan menyerahkan dua pot dahak sebagai bagian dari skrining rutin. Langkah ini menandai komitmen kolektif untuk menjadikan tenaga kesehatan sebagai contoh nyata dalam upaya eliminasi TBC.
“Kami ingin menjadi teladan, bukan hanya penggerak. Ketika petugas kesehatan menunjukkan bahwa mereka juga bersedia diperiksa, itu membangun kepercayaan dan mengikis stigma di masyarakat,” ujar Kepala Puskesmas Samaenre, Ernawati.
Inisiatif ini lahir dari kesadaran bahwa pemberantasan TBC harus dimulai dari lingkungan kerja yang sehat dan bebas penularan. Dengan menjadikan skrining sebagai kebiasaan, Puskesmas Samaenre menciptakan atmosfer kerja yang lebih aman, sekaligus memperkuat semangat kolektif dalam pelayanan kesehatan.
Setelah sukses di tingkat internal, program ini akan diperluas ke kader kesehatan desa. Para kader akan dilatih untuk menjalankan skrining serupa dan menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing.
Tujuan akhirnya adalah membentuk budaya baru di masyarakat: skrining TBC sebagai bagian dari gaya hidup sehat, bukan sesuatu yang memalukan atau ditakuti.
“Kami ingin masyarakat merasa bahwa memeriksakan diri bukanlah aib, melainkan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain,” tambah Ernawati. (adv)


