
JEJAKINFO.COM, SINJAI -- Pemerintah Kabupaten Sinjai terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem pendidikan yang adaptif dan berbasis data.
Melalui Dinas Pendidikan, kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Guru dan Tenaga Pustakawan digelar di Aula Hotel Rofina, Kamis (31/07/2025), sebagai langkah strategis dalam mendorong capaian Rapor Pendidikan di jenjang SD dan SMP.
Kegiatan ini diikuti oleh guru dan pustakawan dari berbagai satuan pendidikan di Sinjai, dengan fokus pada penguatan literasi, pengelolaan perpustakaan sekolah, serta pemanfaatan data Rapor Pendidikan sebagai dasar perencanaan dan perbaikan mutu layanan.
Bupati Sinjai, Hj. Ratnawati Arif, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa peningkatan kapasitas SDM pendidikan harus berorientasi pada dampak nyata, bukan sekadar rutinitas.
“Bimtek ini harus menjadi ruang pembelajaran yang mendorong perubahan. Literasi bukan hanya soal membaca, tapi kemampuan memahami, berpikir kritis, dan mengambil keputusan berbasis data,” ujar Ratnawati.
Ia juga menyoroti pentingnya peran pustakawan sebagai katalis literasi sekolah, serta guru sebagai penggerak transformasi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib, dalam arahannya menyampaikan bahwa satuan pendidikan yang masih memiliki rapor pendidikan berwarna merah atau kuning wajib menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) secara konkret.
“RTL bukan sekadar dokumen, tapi wujud komitmen untuk memperbaiki mutu layanan. Inovasi harus dirancang berdasarkan data dan dilaporkan kepada pendamping satuan,” tegas Irwan.
Ia juga menekankan bahwa RTL harus mencerminkan keseriusan dalam mengatasi tantangan pendidikan, mulai dari rendahnya capaian literasi hingga kurangnya partisipasi aktif pustaka sekolah.
Bimtek ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan Dinas Pendidikan Sinjai dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dan peningkatan literasi sekolah. Melalui kolaborasi antarsatuan pendidikan, diharapkan tercipta solusi inovatif yang mampu menjawab tantangan pendidikan di lapangan.
“Kami ingin membangun budaya pendidikan yang berbasis refleksi, kolaborasi, dan data. Guru dan pustakawan adalah ujung tombak perubahan itu,” tutup Irwan. (iad)