 |
| Ilustrasi |
JEJAKINFO.COM, SINJAI – Tren kasus yang melibatkan anak, baik sebagai pelaku maupun korban, mengalami peningkatan di Kabupaten Sinjai. Fenomena ini menjadi perhatian serius, terutama karena semakin banyak perkara yang disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Sinjai.
Dalam kegiatan tatap muka pelajar di SMP Negeri 1 Sinjai, Ketua Pengadilan Negeri Sinjai, Anthonie Spilkam Mona menyampaikan data kasus anak yang disidangkan di Pengadilan Negeri Sinjai. Pada tahun 2024, jumlahnya mencapai 22 anak.
Dari 22 tersebut, 3 di antaranya sebagai pelaku dan 19 sebagai korban. Sementara tahun 2025, jumlah anak sebagai pelaku 1 orang dan 5 anak sebagai korban. "Tapi tahun ini ada tren kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk kasusnya apa tidak usah saya sebutkan," bebernya, Jumat (16/5/2025).
Meskipun jumlah kasus meningkat, pihaknya tetap mengedepankan pendekatan restoratif justice dalam penyelesaiannya. Pendekatan ini bertujuan untuk mencari solusi yang lebih humanis dan mencegah dampak negatif jangka panjang bagi anak-anak yang terlibat.
"Kami selalu berupaya agar penyelesaian perkara yang melibatkan anak tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga mengedepankan pemulihan, baik bagi korban maupun pelaku. Restoratif justice menjadi pendekatan utama yang kami terapkan," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka. Pengawasan dan bimbingan keluarga dinilai sebagai faktor krusial dalam mencegah anak-anak terlibat dalam tindakan kekerasan.
"Dengan meningkatnya kasus seperti ini, orang tua harus lebih aktif dalam membimbing dan mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang berujung pada proses hukum," tambahnya. (*)
